Penerapan
Hukum Temodinamika (Kekekalan Energi) Dan Hukum Newton III Terhadap Kepribadian
Warga Nahdlatul Ulama
Gresik, 25 Maret
2017
Oleh :
Maskur
NIM :
13201495
Prodi :
Matematika
Fakultas :
MIPA, Unihversitas Islam Darul Ulum Lamongan, Jawa Timur
Sebelum
kepenerapannya, kita ulas lagi sejarah Nahdlatul Ulama’ dan para pendirinya.
Nahdlatul Ulama’ didirikan oleh para Ulama pengasuh pondok pesantren. Mereka
sudah sejak berabad-abad lamanya, secara turun temurun memiliki banyak sekali
kesamaan-kesamaan dalam wawasan keagamaan.
Diantara
mereka juga sudah terjalin hubungan kerjasama yang tinggi, bahkan sebagian
besar diantaranya memiliki ikatan kekerabatan dan kekeluargaan.
Kesamaan-kesamaan yang sudah berjalan sangat lama itu kemudian dituangkan dalam
bentuk jam’iyah (organisasi) sebagai wadah perjuangan bersama menuju cita-cita
Izzul Islam wal Muslimin
Minat
membentuk jam’iyah diantara para Ulama Pondok Pesantren itu tidak dapat
dipisahkan dari beberapa faktor dan perkembangan yang terjadi baik yang
bersifat nasional maupun internasional. Dalam pengamatan para Ulama banyak
kejadian yang menyebabkan kehidupan umat Islam dalam keprihatinan.
Sebab-sebab
berdirinya Nahdlatul Ulama diantaranya yaitu:
·
- Sebab Nasional
Bangsa
Belanda datang ke Indonesia disamping ingin menjajah dan menguasai mereka juga
ingin menyebarkan Agama Kristen di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang
mayoritas islam, namun apa daya Belanda tidak berhasil karena atas komando
pimpinan para Ulama dengan kegigihan umat islam dalam perlawanan pada waktu itu
membuat bangsa Belanda tidak mampuh menjalankan misinya itu.
Namun
Belanda tidak mau menyerah, mereka masih terus berusaha salah satu usahanya
adalah ingin memecah belah umat islam di Indonesia, dengan mengakatan umat
islam terbagi menjadi 2 golongan yakni golongan Islam modern yang bisa
menirukan prilaku kehidupan masyarakat modern. Sedangkan umat Islam perdesaan
mereka istilahi dengan istilah Islam kolot, karena selalu taat menjalankan dan
mengamalkan ajaran Islam yang murni berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Usaha
belanda ini sangat berpengaruh sehingga menimbulkan perpecahan umat Islam.
Di
samping itu para Ulam memberikan fatwa dengan melarang kaum muslimin bekerja
sama dan menirukan tingkah laku bangsa Belanda. Hal ini dimaksudkan untuk
menanamkan semangat nasionalisme sehingga jati diri bangsa Indonesia tidak
hanyut oleh pengaruh kebudayaan barat.
- Sebab Internasional
Sejak
Perang Dunia Pertama dan kekalahan Turki muncul kekuatan baru di wilayah Hijaz.
Yaitu tampilnya Ibnu Saud menjadi raja Hijaz, yang kemudian membentuk kerajaan
Arab Saudi.
Raja
ini berfaham Wahabi yaitu faham yang sangat ekstrim dan kaku. Mereka mengaku
anti bid’ah dan khurafat, namun ternyata dilakukan secara berlebihan, sehingga
mestinya tidak bid’ahpun dianggap bid’ah dan khurafat. Akibatnya madzab-madzab
selain Wahabi di anggap sesat dan harus dimusnahkan.
Sehingga
pada waktu Mu’tamar Khilafah di Makkah, seluruh Negara Islam diundanginya
termasuk indonesia. Dalam pemilihan wakil delegasi di Indonesia seharusnya
adalah K.H Abdul Wahab Hasbullah. Akn tetapi nama beliau dicoret dan tidak
diikutkan dalam delegasi umat Islam Indonesia ke Muktamar.
Dan
Akhirnya dengan tekat kuat para Ulama mengumpulkan kekuatan dan mengirim
delegasi sendiri. Mereka mengadakan pertemuan dipimpin K.H Hasyim Asy’ari dan
K.H Abdul Wahab Hasbullah. Dalam pertemuan ini diputuskan dua masalah pokok,
yaitu:
1. Mengesahkan
pembentukan komite Hijaz. Disusunlah delegasi para Ulama yang terdiri dari KH.
Abdul Wahab Hasbullah dan sekertarisnya yang sedang belajar di Hijaz yaitu
Dahlan dari Kertosono Nganjuk.
2. Melahirkan
suatu organisasi yang diberi nama Nahdlatul Ulama’ yang berarti kebangkitan
Ulama.
Peristiwa
ini terjadii pada Ahad Pon, 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M di Surabaya. Dan
disusunlah pengurus besar NU pertam dengan susunan sebagai berikut:
Syuriyah
Rais Akbar : KH. Hasyim Asy’ari
Wakil Rais : KH. Dahlan Ahyad
Katib : KH. Abdul Wahab Hasbullah
Naibul Katib : KH. Abdul Halim
A’wan : KH. Ridlwan Abdullah
KH.
Bisri Syansuri
KH. Abdullah Ubaid
KH. Said
KH. Nahrawi Thahir
KH. Amin
KH. Masyhuri
Musytasyar : KH. Raden Asnawi
KH. Ridlwan
KH. Nawawi
KH. Ndoro Munthaha
Syekh Ghonaim Al-Misry
KH. Raden Hambali
Tanfidziyah
Ketua: H. Hasan Gipo
Wakil
Ketua: H. Shaleh Syamil
Sekretaris:
M. Sidiq Sugeng Yudowiryo
Bendahara:
H. Moh. Burhan
Dan masih banyak sekali tokoh-tokoh kiyai pendiri
NU. Dalam konteks sejarah dari awal zaman penjajahan Islam Indonesia hususnya
para kiyai dan santri-santri semua berjiwa nasionalis dan siap mati dalam
melawan penjajah. Ini terliaht dengan beberapa data Pahlawan Revolusi, Pahlawan
Nasionalis adalah para kiyai, kiyai pendiri NU.
Sampai
sekarang para santri, para kyai dan seluruh umat Islam Ahlussunnah Waljama’ah
Nahdlatul Ulama tetap berjiwa Nasionalis yaitu rela berkorban demi keutuhan
NKRI, yang biasa dengan motto juang NKRI Harga Mati. Hal ini membuat saya ingin
menelaah dan menganalisis secara ilmiah dalam bentuk deskriptif yang mampuh
membuat kita bertambah percaya bahwa doa doa lewat tahlil tawassul kita benar
benar sampai kepada tujuan kita.
Pertama
dengan penerapan Hukum Kekekalan Energi.
Energi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi energi dapat berubah
dari bentuk ke bentuk lainnya. Dari hukum tersebut yang merupakan hukum real
tidak bisa dipungkiri lagi akan kebenarannya itu kita aplikasikan ke salah satu
ciptaan Allah yakni diri kita sendiri atau manusia.
Manusia
mempunyai 2 bentuk energi yaitu berupa fisik (badan) dan non fisik yaitu Ruh,
energi fisik yaitu badan kita juga mengandung energi yang tidak dapat
dimusnahkan akan tetapi dapat berubah bentuk, badan kita dikubur dalam tanah
ribuan hingga jutaan tahun akan datang akan menjadi minyak bumi, minyak membuat
api, api membuat asap atau uap, lalu membentuk air dan seterusnya ini
pembuktian secara ilmiah.
Dan
energi ghoib (non fisik) yaitu ruh atau energi listrik yang menggerakkan tubuh
kita (dalam bentuk ilmiah), ini juga merupakan energi manusia yang tidak dapat
dimusnahkan, setelah kita mati ruh kita atau energi listrik (bahasa ilmiah)
kita ini masih ada. Pernah dibuktikan secara ilmiah oleh seorang ilmuan Rusia
bernama Konstantin Korotkov yang penasaran dengan energi yang
menggerakan tubuh manusia atau Ruh ini, dia berhasil akan percobaannya tersebut
dengan menggunakan kamera bioelectrography dengan jelas Konstanhtin Korotkov
melihat secara langsung dan mengabadikan bagaiman ruh manusia itu keluar dari
tubuh.
Sungguh
kebesaran Allah SWT, dengan demikian sesuai dengan hukum Kekekalan Energi
(Fisika) adalah ilmu nyata yang tidak dapat dibantah lagi. Itu adalah
pembuktian secara ilmiah yang mampuh membuat seluruh umat manusia percaya bahwa
energi listrik yang menggerakan tubuh manusia yaitu Ruh adalah energi yang tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan.
Selanjutnya
untuk mengetahui, mengapa warga Nahdliyin jiwa Nasionalinya tinggi? Atau yang
sering dengar dengan motto NKRI Harga Mati kepada warga Nahdlatul Ulama’. Ini
jujga dapat dianalisa dengan menggunakan Ilmu Fisika juga, yaitu penerapan
Hukum Newton III tentang gerak yang disebut juga dengan Hukum Aksi-reaksi.

Untuk penjelasan lebih
lanjut, bersambung pada artikel selanjutnya. Next time…
Pustaka: Pendidikan
Aswaja (Ke-NU-an) Jilid I, Departemen Agama Provinsi Jawa Timur.
Physics World.